Kingpulsa.com – Guru Besar Psikologi Politik Universitas Indonesia Hamdi Muluk mengatakan bahwa polarisasi politik di Indonesia bukan hanya mitos, melainkan fakta yang terjadi di masyarakat.
Hal ini, kata Hamdi, tercermin dari hasil survei yang menunjukkan bahwa masyarakat terpolarisasi menjadi dua kelompok, yakni Klaster 1 yang pro pemerintah dan Klaster 2 yang anti pemerintah atau asing dan tidak berpihak pada “Asseng”.
“Hasil survei menunjukkan masyarakat terpolarisasi menjadi dua kelompok dengan ukuran yang proporsional, yakni Klaster 1 sebesar 57 persen dan Klaster 2 sebesar 43 persen,” kata Hamdi saat survei Laboratorium Psikologi Politik (UI) Universitas Indonesia. Di Hotel Pitagara, Minggu (19/3).
Hamdi menjelaskan secara detail, Klaster 1 merupakan kelompok pro-Jokowi yang sekuler ke arah yang relatif moderat, puas dengan kinerja pemerintah, relatif netral terhadap kekuatan ekonomi asing dan “aneh”.
Sedangkan Klaster 2 merupakan klaster dalam ideologi politik yang berdimensi agama. (Mereka percaya bahwa pemimpin harus memiliki keyakinan atau agama yang sama, kebijakan publik didasarkan pada agama, sanksi hukuman terhadap penodaan agama, perda syariah mendapatkan pengakuan yang lebih besar).
“Pemerintah Klaster 2 lebih percaya pada konspirasi kekuatan asing dan teori konspirasi “keping”. Klaster ini menyatakan ketidakpuasan terhadap kebijakan dan hasil yang dicapai pemerintah,” kata Hamdi.
Selain itu, survei juga menemukan indikasi dampak polarisasi ini terhadap hasil afektif (perasaan). Kedua kelompok ini terlihat cenderung mengembangkan emosi negatif terhadap out-group yang tidak seiman dalam konteks dukungan pada Pilpres 2023.
Namun, lanjut Hamdi, survei tersebut tidak menemukan efek negatif dari polarisasi tersebut terhadap perilaku kekerasan sosial atau perilaku segregasi sosial yang lebih ekstrem.
“Implikasinya lebih ke arah sentimen negatif (kasih sayang). Namun tentu tetap diperlukan kehati-hatian agar implikasinya tidak berkembang ke arah yang terlalu ekstrem,” jelasnya.
Sebagai referensi, jajak pendapat publik Lab Psikologi Politik UI tentang sisa polarisasi Pilpres 2023 berlangsung dari 6 Februari hingga 28 Februari 2023.
Dalam survei ini, teknik analisis yang digunakan adalah Item-Response Theory (IRT), Principal Component Analysis (PCA) dan Latent Classification Analysis (Clustering) dengan metode pengukuran Sigma Distance. Total responden adalah 1.190 WNI berusia 17 tahun ke atas dari 33 provinsi.
Narasumber Fakultas Psikologi Prof. dr. Hamdi Muluk, M.Sc, Menteri Penanaman Modal/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia, Ketua Lakpesdam PBNU Ulil Abshar Abdalla, Direktur Utama Indo Barometer M. Kothari.
Momentum Berbisnis Pulsa dan Loket PPOB Di buka
Sudahkah kamu memikirkan untuk membuka usaha pulsa? Tenang saja, karena bisnis pulsa masih banyak diminati oleh masyarakat.
Usaha jualan pulsa merupakan peluang bisnis yang sangat potensial. Banyak orang membutuhkan pulsa untuk berbagai keperluan. Karena itu, bisnis pulsa sangat sesuai untuk kamu yang ingin memulai usaha.
Keuntungan menjadi agen pulsa antara lain modal yang relatif kecil. Jika dibandingkan dengan usaha lainnya, modal awal untuk membuka bisnis pulsa jauh lebih rendah. Ada juga pemasaran yang mudah, tidak memerlukan lokasi khusus, dan profit yang menggiurkan.
Jika kamu tertarik memulai bisnis pulsa, perhatikan tips-tips berikut ini.
1. Tentukan modal yang kamu miliki. Modal yang dibutuhkan untuk membuka bisnis pulsa yang tidak terlalu besar. Saldo minimal untuk menjadi agen pulsa bervariasi. Kamu bisa memulai dengan modal pulsa sekitar Rp 100.000 hingga Rp 500.000.
2. Langkah kedua adalah memilih penyedia layanan pulsa yang bisa dipercaya. Pastikan provider pulsa yang kamu pilih telah terdaftar dan berlisensi resmi. Periksa juga keamanan sistemnya, agar saldo pulsa kamu tidak mudah dihack atau dicuri oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.
3. Lakukan pendaftaran agen pulsa. Pada umumnya, provider pulsa akan memberikan form pendaftaran yang harus kamu isi. Isi informasi dengan lengkap dan benar.
Kesimpulan
Begitulah Kabar update terbaru mengenai Polarisasi Lab Psikologi Politik UI bukan sekadar mitos belaka
dengan tags keyword #Polarisasi #Lab #Psikologi #Politik #bukan #sekadar #mitos #belaka