Pengamat mengatakan pemerintah tidak akan memenuhi tuntutan KKB Papua

Kingpulsa.com– Pengamat isu strategis dan global Imron Goten menilai pemerintah tidak akan memenuhi tuntutan Kelompok Kejahatan Bersenjata (KKB) Papua terkait pembebasan pilot Susi Air Philip Mehertens yang bisa ditukar dengan kemerdekaan Papua.

“Tidak mungkin pemerintah Indonesia sebagai negara besar dan berdaulat memenuhi tuntutan tersebut,” Imron menerima secara tertulis, Minggu (19/3) di Jakarta.

Tuntutan tersebut dikatakan termasuk tuntutan yang tidak masuk akal yang, jika dipenuhi, akan menghasilkan pembentukan beberapa negara merdeka baru sebagai hasil dari operasi penyanderaan.

Hal itu juga ditegaskan Imron saat menjadi pembicara dalam webinar yang diselenggarakan Moya pada Jumat (17/3) bertajuk Suzi Air Pilot Hostages: An Act of Terrorism.

Imran kemudian mencatat adanya potensi simpati dan empati dari Philip kepada KKB Papua. Dia berhipotesis bahwa ini bisa terjadi dan menyebutnya sindrom Oslo. “Ada teori yang disebut Sindrom Oslo, yang dikembangkan antara lain oleh Kenneth Levin, yang mengatakan bahwa jika seseorang disandera, mereka pada akhirnya akan mencintai atau bersimpati dengan penculiknya. Itu bisa terjadi,” katanya.

Menurut Imron, faktor ini berpotensi memperumit dan mempersulit upaya pembebasan Philip, karena ia sudah bersimpati pada KKB Papua.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Moya Institute Heri Susipto mengatakan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) telah menegaskan bahwa Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2023 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme dapat diterapkan terhadap tindakan kekerasan yang dilakukan oleh KKB, termasuk sandera Penerbang Udara Suzi. -memukau. .

Kekerasan KKB, menurutnya, telah memenuhi unsur kejahatan terorisme karena memiliki tujuan politis, ideologis, mengganggu keamanan, dan menimbulkan rasa takut yang meluas di masyarakat. “Kesulitan ini harus segera dicarikan solusinya,” kata Heri.