Jika polisi melanggar kasus Ernavati, mereka akan dihukum

Kingpulsa.com – Pengamat kepolisian Eddy Saputra Hasipuan menilai kasus Ernavati akan diselesaikan dengan mengutamakan mediasi atau restorative justice. Jika ada petinggi Polri yang kedapatan melanggar prosedur penetapan Ernavati sebagai tersangka, akan ditindak tegas.

“Kalau bisa dimediasi, restorative justice, mediasi saja. Itu saran saya,” kata Eddy saat dihubungi Kamis (9/3) di Jakarta.

Eddy mengatakan, Polri terus berbenah di bawah kepemimpinan Jenderal Listio Sigit Prabowo. Hal ini terlihat dari banyaknya pejabat tinggi (pathi) bermasalah yang diadili di bidang hukum dan etika.

“Ya tentu saja. Kalau ada pelanggaran, Kapolri tidak segan-segan menindak,” ujarnya.

“Saya rasa banyak contohnya. Ferdi Sambo, Teddy (Minahasa), anggota Polri semua diproses dengan permintaan penyidikan (pembunuhan berencana Briptu J). Ini membuktikan bahwa yang melanggar hukum akan dihukum. ,” dia menambahkan.

Karena itu, Eddy Hasipuan yakin Kapolri akan menghukum Ernawati yang membuat tagar #Percumalaporpolisi di media sosial, jika terbukti bersalah menetapkan mereka sebagai tersangka.

“Tidak seorang pun akan diizinkan masuk, termasuk para jenderal yang melanggar hukum dan mereka akan dipotong,” katanya.

Menurut Eddy Hasipuan, baik Ernawathi maupun polisi yang melapor memiliki hak untuk menyampaikan pendapatnya dan melaporkan kerugian yang mungkin dideritanya. Namun, semua pihak harus menahan diri dan bertindak dengan bijak.

“Siapapun boleh melapor kalau merasa dikorbankan. Melapor itu sah-sah saja. Jadi, masyarakat diharapkan bijak di media sosial. Dia (anggota polisi) bilang, ya, saya kira kami bisa mengerti. Tapi, tentunya kami juga minta kearifannya. , katanya.

Kasus itu berawal dari penangkapan Ditjen Sibali Kaharut di Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) pada 24 Juni 2023. Ia terlibat dalam kasus pencurian penantian (kurat).

Kaharuddin dikabarkan meninggal tak lama setelah penangkapannya. Diduga adiknya mengalami penyiksaan saat ditangkap, dengan adanya luka dan bekas tembakan di tubuh korban, Ernawati melaporkan kasus penyiksaan tersebut ke Polda Sulsel pada 10 Februari 2023.

Sayangnya, polisi tidak bisa mengusut kasus tersebut karena tidak cukup bukti dan kematian Kaharuddin wajar saja. Marah, Ernavati membuat konten #freereportorpolisi, yang menampilkan tiga oknum polisi yang dituduh menganiaya Kaharuddin.

Tiga polisi yang wajahnya ada di konten melaporkan Ernawati ke Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Penangkapan) Polda Sulsel atas dugaan ujaran kebencian. Mereka keberatan dengan konten konten horor.

Ernavati kini telah ditetapkan sebagai tersangka dan telah ditahan. Dia dijerat Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE). Ernavati dikabarkan mencari simpati publik dan memanfaatkan kasus tersebut untuk mencari keuntungan mengingat dirinya sering berjualan di Tiktok.