Kingpulsa.com– Direktur Jenderal Badan Perfilman Indonesia (PPI) Gunawan Bakaru mengecam keras arah industri perfilman Indonesia menjelang Hari Film Nasional 30 Maret 2023.
Meski industri perfilman Indonesia beberapa tahun terakhir sukses dan dipuji bahkan di luar negeri, menurutnya industri perfilman Indonesia justru menghadapi masalah yang lebih serius.
Masalah lainnya adalah dunia pendidikan film yang bermunculan di tanah air, mulai dari SMA hingga SMA, tidak ada hubungannya dengan industri film. Gunawan tidak yakin lulusan film bisa masuk industri dengan sistem pendidikan film saat ini.
Menurut Gunawan, sedikit sekali instruktur sekolah film yang benar-benar memiliki kemampuan membuat film. Menurutnya, ini adalah masalah yang sangat serius, yang juga akan menentukan rilis di masa mendatang.
“Ada 21 program studi film di tingkat perguruan tinggi, dan 80 sekolah menengah atas film. Dari mana fakultasnya? Jurusan seni tidak wajib membuat film. Jika kita ingin mengembangkan industri film kita, dimulai dengan menyediakan sumber daya manusia . Kalau pendidikan tidak bisa menyediakan SDM berkualitas, industri pasti akan menolaknya,” kata Gunawan, Kamis (30/3), di Sarasehan Wajah Film Nasional di Bangkoran, Jakarta Selatan.
Dia mengatakan, jurusan film tersebar di banyak pelosok tanah air. Sementara industri film bisa dikatakan terkonsentrasi di Jakarta. Dalam situasi seperti ini, di mana keterampilan lulusan pendidikan film dipertanyakan, Gunawan yakin industri akan menerima bobot mereka.
Maka, ia menawarkan solusi bagi para pelaku industri perfilman untuk membuat semacam panduan berdasarkan bakat dan lainnya. Di sana, persyaratan industri ditampilkan dan kemudian diterjemahkan ke dalam kurikulum akademik.
Dengan demikian, tidak ada lagi jarak antara dunia pendidikan film dan industri. “Sebenarnya kita bisa melakukan ini asalkan kita duduk bersama. Kita belum pernah duduk bersama,” ujarnya.
Selain itu, ia menyayangkan belum ada bisnis film khusus. Sistem pendidikan Indonesia, kata dia, fokus pada manufaktur. Pemasaran tidak dilakukan dalam sistem pendidikan. “Semua orang bilang mau, siapa yang mau jual? Pemerintah tidak tahu, makanya saya usulkan,” ujarnya.
Momentum Jual Pulsa dan Toko PPOB Di buka
Sudahkah kamu memikirkan untuk membuka usaha pulsa? Tidak perlu khawatir, karena peluang bisnis pulsa masih sangat terbuka lebar.
Usaha jualan pulsa termasuk usaha yang sangat menguntungkan. Hampir setiap orang membutuhkan pulsa untuk berbagai keperluan. Oleh karena itu, bisnis jualan pulsa sangat tepat bagi kamu yang ingin mencari peluang bisnis baru.
Manfaat memulai usaha jualan pulsa yaitu biaya awal yang cukup terjangkau. Jika dibandingkan dengan usaha lainnya, biaya investasi untuk menjadi agen pulsa sangat murah. Ada juga sistem pemasaran yang simpel, tidak memerlukan tempat khusus, dan profit yang menggiurkan.
Jika kamu tertarik memulai bisnis pulsa, simak informasi berikut ini.
1. Pertama, putuskan berapa modal yang bisa kamu keluarkan. Untuk membuka usaha jualan pulsa, kamu memerlukan modal cukup terjangkau. Saldo minimal untuk menjadi agen pulsa berbeda-beda. Kamu bisa memulai dengan modal pulsa sekitar Rp 100.000 hingga Rp 500.000.
2. Selanjutnya, pilihlah penyedia layanan pulsa yang terpercaya. Pastikan penyedia layanan pulsa yang kamu pilih sudah terdaftar secara resmi. Periksa juga keamanan sistemnya, sehingga saldo pulsa yang kamu miliki tidak akan hilang atau dibobol oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.
3. Lakukan pendaftaran agen pulsa. Biasanya, penyedia layanan pulsa akan memberikan formulir pendaftaran yang harus diisi. Pastikan kamu mengisi data-data dengan benar dan valid.
Kesimpulan
Itulah News update terpopuler soal Hari Film Nasional 2023, BPI memberikan ulasan pedas
dengan tags keyword #Hari #Film #Nasional #BPI #memberikan #ulasan #pedas