Kingpulsa.com – Dunia usaha menyambut positif kebijakan hilirisasi mineral yang dicanangkan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi). Salah satunya pembangunan smelter senilai USD 2,31 miliar di Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara oleh penambang nikel nasional PT Ceria Nugraha Indotama (CNI) Group.
“Kami mendukung penuh kebijakan bottom-up Presiden Jokowi dengan tekadnya untuk menjadi pemain integral dalam upaya Indonesia menjadi hub global untuk produksi kendaraan listrik dan baterai,” kata Direktur Utama CNI Group Terian Sakmiwata dalam keterangannya di Jakarta.
Menurutnya, produk turunan nikel dan kobalt yang dihasilkan dari smelter yang dikembangkannya menyasar Eropa, Jepang, Korea Selatan (Korsel), dan India. CNI Group telah mendapatkan Rencana Strategis Nasional (NSP) dan Prioritas Nasional dari Pemerintah.
Derian memaparkan strategi CNI Group, pemain utama hilirisasi nikel di Indonesia. Menurut Derrien, tingginya permintaan pasokan nikel dari industri kendaraan listrik dunia yang merupakan bahan utama baterai listrik membuat kebijakan hilirisasi nikel menjadi pilihan yang tepat.
Derian menjelaskan akan menggunakan 2 teknologi utama yaitu teknologi Rectangular Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF) berkapasitas 4×72 MVA dengan 4 lini produksi untuk mengolah bijih nikel saprolit dan high pressure acid leach. HPAL) teknologi. ) untuk mengolah bijih nikel limonit (bijih nikel kadar rendah) menjadi baterai kendaraan listrik.
“Kami targetkan smelter RKEF first line selesai tahun 2024, sedangkan HPAL ditargetkan selesai dan mulai produksi tahun 2026,” jelas Derian.
Secara rinci Terion, total kapasitas produksi smelter nikel RKEF dapat menghasilkan sekitar 252.000 ton feronikel (FeNi) dengan kandungan nikel 22% atau sekitar 55.600 ton. Sedangkan pengolahan HPAL akan memiliki kapasitas produksi sebesar 308.000 ton dalam bentuk mixed hydroxide precipitate (MHP) yang mengandung 120.000 ton logam nikel dan lebih dari 12.500 ton kobalt.
Derian mengatakan bahwa seluruh kegiatan industri CNI Group menerapkan prinsip dan aturan environmental, social and governance (ESG). CNI berkomitmen untuk mengejar praktik manufaktur hijau dengan jejak karbon terendah. Bahkan, CNI Group juga akan melaksanakan program dekarbonisasi dengan berpartisipasi dalam pasar karbon dengan melakukan Carbon Trading.
Momen Bisnis Pulsa dan Distributor PPOB Di buka
Ingin memulai bisnis pulsa? Tidak perlu khawatir, sebab saat ini peluang bisnis pulsa masih sangat menjanjikan.
Bisnis pulsa merupakan bisnis yang cukup menjanjikan. Hampir setiap orang memerlukan pulsa untuk keperluan pribadi atau bisnis. Karena itu, bisnis jualan pulsa sangat cocok untuk kamu yang ingin memulai usaha.
Kelebihan menjadi agen pulsa antara lain biaya awal yang cukup terjangkau. Dalam perbandingan dengan bisnis yang lain, modal awal untuk membuka bisnis pulsa sangat murah. Tidak hanya itu, proses pemasaran yang sederhana, tidak memerlukan tempat khusus, dan untung yang besar.
Jika kamu tertarik memulai bisnis pulsa, perhatikan tips-tips berikut ini.
1. Pertama, putuskan berapa modal yang bisa kamu keluarkan. Untuk membuka usaha jualan pulsa, kamu memerlukan modal yang tidak terlalu besar. Saldo minimal untuk menjadi distributor pulsa bervariasi. Biasanya, modal pulsa untuk menjadi agen pulsa berkisar antara Rp 50.000 hingga Rp 500.000.
2. Pilih penyedia layanan pulsa yang terpercaya. Pastikan penyedia layanan pulsa yang kamu pilih sudah mempunyai izin resmi dari instansi terkait. Pastikan sistem keamanannya juga terjamin, sehingga saldo pulsa yang kamu miliki tidak akan hilang atau dibobol oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.
3. Daftar sebagai agen pulsa. Biasanya, penyedia layanan pulsa akan memberikan formulir pendaftaran yang harus diisi. Isi informasi dengan lengkap dan benar.
Kesimpulan
Itulah News update terpopuler soal Dukungan hilirisasi untuk membangun pabrik smelter senilai USD 2,31 miliar
dengan tags keyword #Dukungan #hilirisasi #untuk #membangun #pabrik #smelter #senilai #USD #miliar